Asyiknya Belajar Bahasa Ibu dengan Let’s Read

Moms, pernah dengar tentang Raising Readers gak? Akhir-akhir ini, istilah Raising Reader mulai muncul ke berbagai perbincangan, khususnya seputar parenting dan literasi. Sejujurnya, aku seneng banget ketika melihat banyak sekali ibu Indonesia sudah mulai memahami betapa pentingnya meningkatkan literasi sejak dini. Bahwa literasi itu sememangnya dimulai dari rumah. Agar kita bisa menciptakan generasi muda Indonesia yang dekat dan bersahabat dengan buku.

Sadar tidak, bahwa sebenarnya meningkatkan literasi adalah salah satu hak anak yang tidak boleh kita lupakan. Bahwa anak-anak berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas. Di mana pendidikan itu akan menumbuhkan karakter, bakat, pemahaman, kemampuan fisik, kondisi mental, dan banyak lagi agar mereka siap menjadi manusia Indonesia yang berkompetensi tinggi.

Literasi adalah salah satu bagian dasar dalam pendidikan yang wajib untuk dikenalkan, dipahami dan diaplikasikan. Bahkan kini, literasi sudah menjadi salah satu komponen penting dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang menggantikan UN. Terlihat bahwa pemerintah sudah mulai memahami bahwa meningkatkan literasi anak itu sangat penting. Lalu, kita kapan dong mulainya?

Ternyata, banyak sekali cara yang bisa teman-teman lakukan untuk menciptakan generasi pencinta literasi. Salah satu metode yang kini juga sedang hits adalah membaca nyaring atau read aloud.

Jim Trelease dalam bukunya “The Read Aloud Handbook” menuliskan:

We must take care that children’s early encounters with reading are painless enough so they will cheerfully return to the experience now and forever. But if it’s repeatedly painful, we will end up creating a school-time reader instead of a lifetime reader.

Jim Trelease

Tertohok dengan kalimat terakhir? Selamat! Berarti teman-teman masih memiliki kesempatan untuk bisa menciptakan lifetime reader daripada school-time reader. Disinilah peran membaca nyaring dapat menumbuhkan secara pesat minat baca anak-anak. Sehingga nantinya mereka bisa menjadi seorang pembaca buku yang membaca karena mencintai, bukan membaca karena harus bisa baca.

Pengalaman Membaca Nyaring

Sejak si Kicik berusia 6 bulan, aku sudah mengenalkan buku kepadanya. Mengajak dia untuk merasakan bagaimana caranya memegang buku, mengelus-elusnya, membuka lembaran demi lembaran hingga sensasi merobek buku yang kala itu kerap dilakukannya. Tapi tentu, tidak hanya itu saja. Aku juga mengenalkan isi buku dengan cara membacakan kata per kata sembari menunjuk setiap kata yang aku ucapkan. Konsisten. Setiap hari.

Cerita bergambar atau picture book menjadi salah satu jenis buku yang sangat cocok untuk dijadikan sebagai media membaca nyaring. Pada dasarnya, buku-buku seperti ini sudah sangat menarik perhatian anak. Tinggal bagaimana kita sebagai orang tua dapat membuatnya menjadi semakin menarik dan menyenangkan untuk dibaca.

Si Kicik yang Sudah Lekat dengan Buku Sejak Kecil

Hasilnya? Di umur 3 tahun 1 bulan, si Kicik sudah bisa membaca tulisan dengan 1 suku kata seperti frog, cat, duck, eye, dan semacamnya. Shock? Banget! Karena sejujurnya aku tidak berniat sama sekali untuk mengajarkan dia membaca. Aku hanya ingin si Kicik tumbuh di lingkungan yang sudah terbiasa dengan buku. Mengetahui bahwa buku adalah sebuah barang yang kita selalu pegang sehari-hari. Sesederhana itu saja. Tapi ternyata, dampaknya sungguh luar biasa. Dan kini, kecintaanya kepada buku ternyata sudah jauh melampaui ekspektasi ku.

Mengenalkan Bahasa Ibu dengan Membaca Nyaring

Kami tidak tinggal di Indonesia. Walaupun kami tinggal di sebuah negara yang bahasanya mirip sekali dengan bahasa Indonesia, di sini penggunaan bahasa Inggris cukup kental. Sehingga, mau tidak mau, kami memutuskan untuk mengajarkan bahasa Inggris terlebih dahulu dibandingkan bahasa ibu. Ketika dia sudah mantap dengan bahasa Inggris-nya, perjuangan mengenalkan bahasa ibu-pun dimulai.

Awalnya kami cukup kesulitan. Namun, lagi-lagi aku menggunakan metode yang kurang lebih sama ketika mengajarkan bahasa pertamanya. Membaca nyaring menjadi salah satu metode yang cukup efektif. Menstimulasi otaknya agar berkembang secara maksimal untuk menyerap bahasa Indonesia. Alhamdulillah, dengan banyak membacakan buku-buku berbahasa Indonesia, kemampuan si Kicik semakin cepat meningkat.

Justru, masalah yang utama adalah sulitnya menemukan buku berbahasa Indonesia untuk dibacakan. Kami sama sekali tidak menemukan satupun buku anak-anak berbahasa Indonesia. Tapi, ketika kami masih bisa pulang ke Indonesia untuk membeli buku-buku berbahasa Indonesia, rasanya sangat bahagia. Dia berlarian kesana kemari mengambil banyak sekali buku anak di sebuah toko buku terkenal di Indonesia. Kebiasaan ini selalu kami lakukan ketika kami berlibur ke Indonesia.

Namun, tahun 2020 datang. Ketika kami tidak lagi bisa pulang ke Indonesia. Sudah lebih dari satu tahun kami tidak pulang kampung. Stok buku berbahasa Indonesia si Kicik sudah habis sejak berbulan-bulan yang lalu. Aku harus memutar otak bagaimana caranya agar si Kicik tetap bisa terpapar dengan konten-konten berbahasa Indonesia walaupun kami tidak sedang berada di Indonesia.

Lalu, datanglah Let’s Read!

Let’s Read Menjadi Alternatif Bacaan yang Asyik

Let’s Read adalah sebuah aplikasi penyedia buku anak-anak yang dibuat oleh The Asia Foundation. Mereka melabelkan diri sebagai Asia’s Free Digital Library yang mana konten yang dihasilkan merupakan hasil karya dari para penulis di Asia.

Berbagai Bahasa

Aku percaya bahwa mengenalkan bahasa ibu kepada anak-anak itu sangat penting. Walaupun kami tidak tinggal di Indonesia, pengenalan dan pemahaman akan bahasa ibu menjadi salah satu kurikulum keluarga yang kami terapkan.

Kesulitan mengenalkan bahasa ibu kepada si Kicik karena terkendala kurangnya bahan-bahan bacaaan, menjadikan aplikasi Let’s Read ini sebagai sebuah alternatif bacaan yang asyik banget. Untuk kami para ibu diaspora yang ingin mengenalkan bahasa ibu kepada anak-anak, Let’s Read sangat cocok sebagai media pembelajaran.

Bagaimana tidak? Konten bacaan berbahasa Indonesia yang bisa dinikmati di Let’s Read ini jumlahnya sangat banyak! Yang menariknya, mereka juga menyediakan konten berbahasa lokal seperti bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Sunda, bahasa Jawa dan banyak lagi.

Level Membaca

Dalam pemilihan bahan bacaaan, kita harus memperhatikan reading level buku tersebut. Jangan sampai kita memberikan buku level 5 kepada anak yang masih early readers. Selain dia akan kesulitan memahami isi bacaan tersebut, terkadang anak jadi sulit menikmati bacaannya karena banyaknya tulisannya yang belum dikenal. Dampaknya? Anak bisa jadi malas untuk membaca.

Di Let’s Read, mereka sudah mengklasifikasikan berbagai bahan bacaan seusai dengan kemampuan anak. Mulai dari tingkat 1 hingga tingkat 5. Filter ini sangat memudahkan para orang tua untuk bisa memberikan buku yang sesuai untuk dibaca si kecil secara mandiri maupun dibaca bersama-sama.

Font

Fitur yang satu ini menurutku sangat penting diperhatikan, khususnya untuk bahan bacaan online. Anak-anak tentu akan kepayahan membaca jika font yang digunakan menyulitkan mereka, ditambah lagi apabila font tersebut terlalu kecil. Hal ini tentu akan membuat mata mereka menjadi cepat lelah.

Jangan takut! Di sini, kalian bisa customize text yang muncul di layar. Mulai dari besar dan kecilnya tulisan hingga warna background yang digunakan agar mata si kecil tidak mudah lelah ketika membaca buku menggunakan gawai. Caranya sangat mudah. Buka buku dan langsung masuk ke halaman buku yang akan dibaca. Lalu, tekan tombol A di kanan atas. Kalian bisa langsung memilih tiga ukuran dan style text yang bisa dicoba dan sesuaikan dengan keperluan si kecil.

Tema yang Beragam

Terpukau!

Aku sangat terpukau dengan tema buku yang ada di Let’s Read. Sangat luas dan mencakup banyak sekali hal. Mulai dari hal sederhana seperti sains, binatang, alam, keluarga, hingga superhero. Mereka juga menyajikan banyak sekali buku yang bisa mengasah critical thinking dan problem solving. Hal yang selama satu tahun kebelakangan ini sedang kami upayakan untuk dikembangkan dan ditingkatkan. Yang menariknya pula, kita juga bisa menemukan berbagai cerita rakyat yang indah dan sarat akan kearifan lokal. Lengkap!

Offline Books

Tidak punya jaringan internet yang stabil? Let’s Read memberikan kesempatan kepada kita untuk mengunduh buku yang ingin kita baca dan kemudian membacanya secara offline. Fitur ini tentu akan sangat banyak membantu para orang tua yang memiliki keterbatasan akses internet.

Ketika memilih buku yang akan dibaca secara offline, pilih tombol mengunduh di kanan atas pada bagian informasi buku. Secara otomatis, buku tersebut akan masuk dalam Offline Books dan bisa langsung dibaca ketika tidak ada jaringan internet.

Fitur Unggulan Let’s Read

Review si Kicik

Well, it’s kinda cool. The books are interesting, adventurous and fun. I can learn Bahasa Indonesia from Let’s Read. I hope that there will be comics in Let’s Read.

Daanya Aqeela Harahap, 7 tahun

Terlihat bahwa tidak hanya kita para orang tua yang menikmati aplikasi ini, anak-anak juga sangat menikmati membaca buku di Let’s Read. Jadi, tunggu apa lagi? Unduh Let’s Read sekarang juga dan ajak si kecil membaca dengan cara yang menyenangkan.

Love,

Bubunnya Aqeela

Sumber:

One thought on “Asyiknya Belajar Bahasa Ibu dengan Let’s Read

  1. Mbak Dian, seru banget ini aplikasi Let’s Read, aku baru tahu. Dan uniknya, ada bahasa daerah juga ya. Pas banget buat aku yang bahasa daerahnya sebatas paham kalau dengar tapi kagok saat bicara. Segera meluncur utk unduh aplikasinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.